MALANG – Akses keluar masuk Universitas Brawijaya (UB) yang menghubungkan ke Jalan MT Haryono diminta ditutup. Ini termasuk ‘jalan tol’ UB yang mengakses langsung ke arah Jalan Soekarno Hatta-Jalan MT Haryono.
Tujuannya untuk menghindari persinggungan arus lalu lintas berlebihan yang menyebabkan kemacetan. Disisi lain, kapasitas Jalan Watu Gong yang sempat digunakan sebagai jalan alternatif akses kampus UB dinilai tidak sebanding dengan banyaknya kendaraan keluar masuk ke dalam kampus UB.
Anggota Fraksi PKS DPRD Kota Malang, Bambang Triyoso mengusulkan penutupan semua akses kampus UB di sekitar Jalan MT Haryono bisa dilakukan pada jam-jam sibuk.
’’Penutupan akses misalnya pada pagi, siang maupun jelang sore, dimana arus lalu lintas sedang padat. Sehingga tidak terjadi crossing arus lalu lintas secara berlebihan yang menyebabkan kemacetan di Jalan MT Haryono,’’ jelas Bambang.
Jalan berportal yang kerap disebut jalan tol UB pun harus ditutup pada jam sibuk. Sebab kendaraan dari arah Jalan Soekarno Hatta, Jalan DI Panjaitan dan Jalan MT Haryono mengakses kampus UB melewati jalan tol tersebut. Inilah yang menyebabkan titik persinggungan arus lalu lintas.
Wakil rakyat dari daerah pemilihan Lowokwaru ini mengingatkan pentingnya pengaturan akses keluar masuk kendaraan yang menghubungkan ke Jalan MT Haryono agar persinggungan arus lalu lintas bisa berkurang.
’’Sedangkan akses keluar masuk kendaraan dari dalam kampus bisa melewati Jalan Veteran. Ataupun dalam waktu dekat, UB supaya melakukan analisa dan rekayasa arus lalin yang tepat,’’ jelas Bambang sembari mengingatkan hal tersebut mesti segera dilakukan demi kepentingan publik.
Sejumlah warga di kawasan Jalan MT Haryono dan Jalan DI Panjaitan mengingatkan hal yang sama. Bahkan warga meminta supaya pemkot bertindak tegas menutup semua akses keluar masuk kampus UB yang menghubungkan ke Jalan MT Haryono.
’’Terutama jalan tol itu yang harus ditutup. Dulu waktu portal (jalan tol) belum dibuka tidak macet seperti sekarang,’’ protes Setyo, warga Jalan MT Haryono.
Tidak hanya itu saja, warga mendesak supaya jalan di sebelah gedung Plasa KPRI UB dan Jalan Watu Gong tidak dijadikan sebagai akses alternatif seperti yang dilakukan saat traffic light difungsikan pada Kamis (20/10).
Hartono, warga di sekitar Jalan Watu Gong mengatakan, saat Jalan Watu Gong dijadikan akses alternatif, justru kepadatan arus lalu lintas terkesan dialihkan ke Jalan Watu Gong. Bahkan menyebabkan kemacetan karena padatnya kendaraan pada persinggungan Jalan Watu Gong-Jalan MT Haryono.
’’Kondisi Jalan Watu Gong sendiri sempit dan tidak bisa menampung banyak kendaraan. Masa kendaraan dari dalam kampus UB dilewatkan jalan yang sempit, ya jadinya macet,’’ harapnya.
Ketua Fraksi PKB DPRD Kota Malang, Sutiaji juga mengingatkan ‘jalan tol’ UB ditutup untuk menghindari persinggungan. Selanjutnya, kata Sutiaji, pengendara yang mengakses kampus UB bisa melewati akses baru yang pernah dipaparkan UB.
’’Dalam suatu rapat bersama dewan, rektor UB pernah mengatakan punya rencana buat akses baru di Jalan Panjaitan, tepatnya sekarang tanah kosong,’’ kata Sutiaji.
Bambang Triyoso dan Sutiaji mengingatkan agar segera ada solusi atasi macet di UB karena sering mendapat keluhan warga tentang persoalan kemacetan. ’’Kondisi ini tentu jangan dibiarkan. Harus ada solusinya,’’ tegas Sutiaji. (Malang Post)
One Response
Betul, karena kalau tidak begitu akan sering macet yah…