VIVAnews – Majelis Syuro PKS semalam menggelar pertemuan. Hasil pertemuan itu mengerucut pada dua pilihan politik PKS di pemerintahan: koalisi atau oposisi.

“Yang dibahas tadi malam adalah kami menegaskan apa yang telah dibahas dalam rakernas. Dan situasinya adalah opsi berada dalam koalisi atau di luar koalisi,” kata anggota Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid, di gedung DPR, Jakarta, Selasa 18 Oktober 2011.

Menurut Hidayat, keputusan akhir PKS tergantung hasil akhir pengumuman reshuffle atau perombakan kabinet. PKS tidak masalah bila keputusan akhirnya berada di luar pemerintahan atau tak lagi bersama koalisi. “PKS sudah biasa di dalam kekuasaan maupun di luar kekuasaan,” kata Hidayat yang juga Ketua Badan Kerjasama Antar-Parlemen DPR.

Menurut Hidayat, dua partai besar lainnya, Golkar dan Demokrat hanya berpengalaman dalam hal kekuasaan saja.

Hidayat melanjutkan, pada Pemilu 2004 suara PKS naik dari 1,3 juta pemilih menjadi 8,4 juta pemilih. Dari 7 kursi menjadi 45 kursi di parlemen. “Jadi PKS enjoy saja. Secara rasional akan menerima dan menyikapi reshuffle ini. Baik di dalam ataupun di luar kabinet,” kata mantan Presiden PKS ini.

PKS, kata dia, akan tetap bekerja untuk Indonesia dan bangsa. Mengenai kabar beredar salah satu menteri PKS akan di-reshuffle, Hidayat enggan menanggapi. “Saya tidak dalam posisi yang bisa mengatakan iya atau tidak, itu bukan kewenangan saya,” kata mantan Presiden PKS ini. (VIVAnews)