Partai Keadilan Sejahtera
Kota Malang

Ki Manteb Sudarsono: PKS Pancen OYE!!

“Siji-sijine partai sing maringi penghargaan kanggo dalang yo mung PKS (satu-satunya partai yang memberi penghargaan kepada dalang hanya PKS). Mana ada pihak yang antibudaya nanggap wayang.” Ki Manteb Sudarsono “Siji-sijine partai sing maringi penghargaan kanggo dalang yo mung PKS (satu-satunya partai yang memberi penghargaan kepada dalang hanya PKS),” kata Ki

Siji-sijine partai sing maringi penghargaan kanggo dalang yo mung PKS (satu-satunya partai yang memberi penghargaan kepada dalang hanya PKS).

Mana ada pihak yang antibudaya nanggap wayang.

Ki Manteb Sudarsono

PKS Kota MalangSiji-sijine partai sing maringi penghargaan kanggo dalang yo mung PKS (satu-satunya partai yang memberi penghargaan kepada dalang hanya PKS),” kata Ki Manteb Sudarsono, Jumat (25/2) malam. Di sela-sela musyawarah kerja nasional PKS, Ki Manteb ndhalang semalam suntuk mengambil lakon “Bima Bangkit”.

Ki Manteb mendapat penghargaan PKS Award di ajang Musyawarah Nasional (MUNAS) II PKS di Jakarta Juni 2010. Yaitu, untuk kategori budayawan yang menyuarakan keadilan dan memberi solusi terhadap permasalahan negara tanpa menggurui melalui media wayang.

(Pada Munas ke-2, PKS memberikan tiga penghargaan PKS Award: Ki Manteb Sudarsono sebagai budayawan, Azyumardi Azra sebagai pengamat keislaman, dan Habiburrahman El Sirazy atas karya-karyanya di dunia sastra dan perfilman -red)

Saya mendapat penghargaan karena dianggap konsisten mempertahankan pakem dalam pewayangan. Saya sendiri bingung kok teman-teman PKS begitu niteni (memperhatikan dengan saksama) soal ini,” imbuh Ki Manteb.

Menurut dia, hal ini menunjukkan PKS memiliki perhatian besar pada seni dan budaya. Karena, soal-soal detail seperti pakem dalam dunia pewayangan pun tak luput dari perhatian dan bahkan memberikan penghargaan kepada para budayawan.

Ki Manteb pun bertutur bahwa dia kerap berdialog dengan mantan presiden PKS Hidayat Nur Wahid. Keduanya bicara tentang budaya dan tradisi Jawa, dengan menyertakan komunitas seniman Solo. “Kalau diskusi dengan Mas Hidayat gayeng (seru). Bisa sampai pagi,” katanya.

Karena itu, ia sangat tidak yakin kalau ada isu-isu yang menyebut PKS antikebudayaan. “Mana ada pihak yang antibudaya nanggap wayang,” bela dia.

Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq mengatakan, PKS berpendapat budaya adalah medium dakwah yang efektif. Apalagi, sudah dibuktikan oleh para Wali Sanga. “Ulama dulu memanfaatkan wayang untuk berdakwah,” ujar dia.

Semangat para pejuang mengkritik pemerintah, kata Luthfi, juga kerap disampaikan lewat wayang. Karena itu, ujar dia, PKS berpendapat seni tradisional wayang harus dijaga kelestariannya. “Inilah warisan budaya luhur yang harus diketahui dan dipelajari oleh generasi muda Indonesia. Generasi muda perlu dipahamkan dengan wayang, dengan seni-seni tradisional agar mereka tidak hanya mengenal budaya impor, yang dalam beberapa hal tidak sesuai dengan kepribadian bangsa,” tegasnya.

Dalam hajatan di Yogyakarta ini, perhelatan seni tak henti ditampilkan PKS. Bahkan, pelawak bergaya Ludruk, Kirun, juga tampil. Pun, tak ketinggalan aksi monolog bermedia “wayang suket” Ki Slamet Gundono dari Solo juga tampil di penutupan musyawarah. Tak tanggung-tanggung, tanpa sungkan Ki Slamet menjadikan Anis Matta, sekretaris jenderal PKS, sebagai nama wayangnya. Lakon yang diambil hari itu adalah soal semangat bekerja dan prinsip kepemimpinan.

Di tengah pertunjukan seni dalam penutupan musyawarah, Hidayat Nur Wahid pun sempat berdendang, yaitu menyanyikan lagu “Kasih Ibu”, bersama anak-anak dari Sekolah Alam. Luthfi Hasan Ishaaq bahkan sempat naik berdialog dalam lakon yang dinaikkan Ki Slamet Gundono. Dengan lihai, Luthfi menggelitik penonton saat menyisipkan pertanyaan tentang kepemimpinan. “Manut pimpinan atau manut istri?” ujar dia ringan.

Musik yang ingar-bingar, juga bukan barang tabu. Selain mewarnai beragam presentasi selama musyawarah, seniman-seniman vokal pun tampil bergantian. Termasuk, dari kelompok Justice Voice yang melantunkan beragam lagu secara akapela. Dari lagu dangdut ala Rhoma Irama sampai dendang lagu yang pernah dipopulerkan Siti Nur Haliza, dilantunkan apik lima lelaki dari kelompok ini.

Sumber : http://pkspiyungan.blogspot.com

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Media Sosial

Paling Populer

Dapatkan Info Terbaru

Mari Berlangganan Berita Mingguan Kami

Tidak ada spam, notifikasi hanya tentang berita terbaru, update.

Related Posts

Berita PKS Kota Malang

FIX, PKS Raih 7 Kursi

Malang (04/03), Rapat pleno KPU Kota Malang yang diadakan pada hari Ahad (03/03) sejak pagi berlangsung hingga Senin dini hari baru selesai. Proses pembacaan hasil

Baca selengkapnya...